Tuesday, December 30, 2008
Kampus yang sepi
Penentuan proporsional kepengurusan
Sunday, December 28, 2008
Ke Ponorogo
Saturday, December 27, 2008
Formatur
Friday, December 26, 2008
banyak alasan
Tuesday, December 23, 2008
Pamer alasan
Wednesday, December 17, 2008
Konsolidasi
Monday, December 15, 2008
Tanyao Joko. . .!
Pagi ini saya ada rencana ke Batu untuk mengurusi masalah keuangan panenan apel yang belum dibayar. Namun karena salah komunikasi dengan teman saya maka niatan itu urung dilaksanakan. Karena tidak ada SMS sampai pukul 09.00, maka saya menyimpulkan bahwa tidak jadi, namun ternyata dugaan itu salah karena saya dapar SMS pada waktu tersebut. Namun karena ada agenda dating ke seminar hasilnya Retno dan sekaligus rapat dengan para pengurus. Saya menawarkan untuk ke Batu besok hari, namun kalau besok temanku malah gak bisa karena mau menghadap dosen. Tapi Insya Allah saya tetap akan ke Batu besok sekaligus ke Karangploso untuk mengambil data iklim. Entah sama siapa saya tidak tahu, namun akan aku lalui sendiri meskipun tidak ada teman. Pelan tapi pasti, itu kata – kata yang membuat saya masih tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi.
Akhirnya saya datang ke seminarnya Retno, jalan kaki sendirian sambil ngeprint undangan kader sekaligus poto copy untuk acara besok. Sesampainya di laboratorium Ekologi Umum, tempat Seminar Hasilnya Retno, sudah nampak banyak teman – temanku yang datang. Retno pun sudah mempresentasikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Sangat lancar dan kesan siap bisa ditunjukan oleh Retno. Apalagi dimoderatori oleh Amor yang spesialis moderator di Hortiezzz 2004. tampak hadir dosen Pembimbing I dan II. Setelah selesai sesi pembahas mahasiswa yang dipandegani okleh Dinon, tibalah saatnya sesi tanya jawab pada audien. Entah karena penjelasan yang diberikan oleh Retno terlalu jelas, maka tidak ada yang bertanya ataukah malah sebaliknya saya kurang paham. Tidak ada pertanyaan sama sekali dari peserta sampai dosen Pembimbing I memanggil nama saya dan bilang ”tanyao Joko!”, kalimat perintah yang sangat berat untuk ditolak. Mengingat beliau adalah dosen yang kenal saya sejak saya semester awal sampai sekarang. Apalagi kemarin kami antri soto bareng di rektorat setelah jalan sehat. Maka dengan terpaksa saya mengangkat tangan dan memperkenalkan diri kemudian bertanya tentang berapa sudut yang dipakai untuk posisi miring pada perbanyakan vegetatif cabang di anggur yang merupakan topik penelitian. Bermutu atau tidak pertanyaan yang saya ajukan tidak masalah, namun saya melihat bahwa saya masih dikenal di tataran dosen BP.
Selesai seminar hasil saya langsung ke BEM untuk menandatangani proposal kegiatan PERMASETA. Ada Up – Grading dan magang kerja yang akan dilaksanakan oleh PERMASETA. Memang saya melihat HMJ ini sangat banyak kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini bisa dijadikan parameter maju – mundurnya sebuah organisasi. Meskipun maju – mundurnya organisasi tidak hanya dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan, tapi minimal itu salah satu parameter.
Sambil menunggu teman – teman pengurus yang sedianya mau ada pertemuan, saya pulang saja. Siapa tahu saya lebih produktif bila di kontrakan. Namun tetap saja ternyata, saya jadi bingung dengan kondisi seperti ini. Pengurus gak asyik, gak O.K, gak cool dan menjengkelkan. Saya tinggal makan saja di Soto babon Lamongan. Kemudian hendra datang ke komisariat. Kami ngobrol banyak dengan dia mengenai semuanya wis. Dari semua lini kami bahas tuntas, karena dia akan ke Lumajang sorenya. Cabainya perlu diperhatikan karena bila tidak demikian bisa gak lulus jadinya. Memang semua punya masalah sendiri – sendiri menurut kemampuan. Allah memang maha adil. Hanya manusia saja yang kadang belum bisa melihat letak keadilan itu.
Magnet Jalan Sehat
Dies Natalis ke – 46 Universitas Brawijaya tepat jatuh pada tanggal 5 Januari 2009. Namun gegap gempita kemeriahan perayaan Hari Ulang Tahun tersebut diawali pada hari ini. Jalan sehat sebagai kegiatan awal pembuka dari banyaknya rangkaian acara dies natalis ke – 46. jalan sehat yang dilaksanakan hari ini mampu menrik animo masyarakat di Malang Raya. Bukan hanya dari civitas akademika Universitas Brawijaya saja yang memeriahkan jalan sehat, namun masyarakat umum juga ikut andil besar dalam kesuksesan jalan sehat tadi. Saya tidak tahu kenapa antusias masyarakat sangat tinggi dalam kegiatan ini. Motif apa yang kemudian menjadi bahan pertimbangan utama mereka berbondong – bondong jalan bersama dengan peserta lainnya. Ada beberapa yang mampu menjadi magnet yang menurut saya menarik keinginan mereka. Magnet itu tidak hanya berupa materi saja melainkan juga media untuk bersama menambah intensitas keakraban dengan keluarga, teman, mitra dan sebagainya.
Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa hadiah yang akan dibagikan menjadi magnet bagi semua peserta. Hal itu bisa dilihat dari jumlah peserta yang menunggu pengundian jumlahnya sangat banyak. Dapan kupon gratis makan juga dibagikan kepada seluruh peserta. Hal ini sangat berarti bagi banyak peserta apalagi kalangan mahasiswa. Saya melihat yang demikian terjadi pada kluster ekonomi menengah ke bawah dari golongan peserta. Sedangkan untuk golongan menengah ke atas, saya yakin bukan itu tujuan utama. Mungkin rasa nasionalisme ke institusi Brawijaya ataukah sebuah kewajiban atau rasa sungkan pada mitra kerja. Apalagi ada absennya, wah jadi gak enak dua kali kalau gak ikut jalan sehat.
Waktu makan di rektorat, saya bertemu dengan beberapa dosen saya. Mereka juga antri untuk sarapan pagi juga sama dengan aku. Aku datang dengan segenap pengurus BEM dan beberapa teman kontrakan. Ketika makan dosen saya menawarkan untuk melanjutkan kuliah S – 2. namun bukan di Brawijaya melainkan di Universitas Jember karena di sana sangat jelas orientasi dan pendanaannya beasiswa penuh. Kemudian juga menceritakan internal fakultas terutama di level dosen dan karyawan. Ternyata tidak di mahasiswa saja yang ada gap – gap/ kelompok – kelompok yang mereka tidak memikirkan bagaimana untuk memajukan Universitas Brawijaya. Maka harus dimasukkan paham bahwa di sini kita harus semangat mengabdi pada negara. Bukan kelompok atau golongan tertentu saja. Kalau kita hanya memikirkan kepentingan golongan atau kelompok tertentu maka kita tidak bisa menjadi orang besar. Bisa besar maksimal di tataran golongan tersebut. Apakah kita mau besar di kandang namun kecil di luar kandang?
Saya tidak mengikuti pengundian sampai selesai, habis makan langsung pulang gara – gara dapat SMS dari temenku untuk rapat. Saya sebenarnya sudah agak bosan dengan kehidupan yang saya alami, namun saya yakin ini merupakan bagian dari proses yang luar biasa. Dan saya mau melakukan proses yang luar biasa tersebut. Terlepas dari keterpaksaan atau kerelaan, karena keyakinan saya ihlas bisa diawali dengan keterpaksaan lalu menjadi terbiasa kemudian keikhlasan bisa terwujud.
Pemilwa FP
Rapat hari ini menjadi sangat penting ketika yang dibahas tentang kondisi kepengurusan dan Pemilwa FP. Sangat sulit membuat keputusan memunculkan nama yang akan diusung untuk menduduki eksekutif dan legislatif. Belum lagi teknis pemilwa itu sendiri. Namun ketika hal ini menjadi kebutuhan dan demi kemaslahatan ummat mahasiswa maka keputusan sudah dapat ditentukan hari ini.
Untuk penentuan calon, peran subjektif dan objektif menjadi bahan pertimbangan tersendiri. Terjadi gejolak batin karena ternyata calon yang akan diusung ternyata komplementer, saling melengkapi. Hari ini merupakan awal aksi nyata dari pengurus untuk melakukan perbaikan di semua lini.
Saturday, December 13, 2008
Sebuah tanggungjawab
Apakah itu tanggungjawab itu? Pertanyaan itu mungkin tidak terpikirkan oleh kita semua. Karena mungkin terlalu sering kita bersinggungan dengan kata – kata itu, sehingga tak terpikirkan oleh kita. Biasanya sesuatu hal yang paling dekat dengan kita malah jarang mendapat perhatian dari kita. Hal itu juga terjadi dalam sebuah kata berjuta makna “tanggungjawab”.
Kata tanggungjawab banyak sekali dipakai dalam dimensi apapun. Agama, sosial, politik, budaya dan dari segi kehidupan apapun tak dapat dilepaskan dari kata ini. Sebuah tanggungjawab dapat menciptakan sebuah energi yang luar biasa yang dapat menggerakkan turbin – turbin sendi kehidupan. Seorang akan bekerja giat banting tulang demi mencukupi kebutuhan keluarga. Bahkan pekerjaan yang dilakukan terpaksapun dengan banyak tekanan dari sisi kanan – kiri pun juga demi memenuhi tanggungjawab. Bagi saya tidak menjadi sesuatu masalah sesuatu dilakukan dengan ihlas atau terpaksa ketika mengerjakan sesuatu. Senyampang sudah mau melaksanakan tanggungjawabnya. Namun perlu diingat bahwa hasil akhir akan selalu beda, Walau angka nominal yang dihasilkan sama. Orang akan memberi apresiasi lebih ketika dilakukan dengan ihklas tanpa pamrih. Sikap ini juga akan mempengaruhi sikap lingkungannya.
Kemarin juga saya melihat orang yang berjuang demi memperjuangkan pelaksanaan tanggungjawabnya sebagai presidium sidang. Kondisi hujan, tanpa kendaraan, tanpa teman yang ada hanya tanggungjawab presidium sidang yang akan memimpin jalannya persidangan. Dia datang ke tempat persidangan yang nota bene jauh dari kostnya. Bahkan saya melihat hanya dia yang datang tepat waktu dan sendirian saja. Hanya aku, dan beberapa yang memang terpaksa ada di situ. Kemudian datang satu orang membawa jas hujan naik sepeda motor yang datang dari kontrakannya yang berada beda kecamatan. Beberapa jam kemudian datang juga seorang perempuan yang kelihatan sangat terpaksa hadir ke
Beberapa hal diatas merupakan sebagian kecil gambaran orang – orang yang bertanggungjawab. Orang yang rela melakukan sesuatu apapun demi sebuah tanggungjawab. Sudah berapa energi yang dikeluarkan untuk merubah energi tersebut menjadi energi dalam bentuk lain. Jadi dari contoh di atas bebas dari nilai terpaksa atau tidak. Karena tanggungjawab tidak menuntut keterpaksaan atau keihklasan tapi aksi konkrit. Karena hal itu akan menjadi urusan pribadi masing – masing. Sesuatu akan kembali pada pribadi masing – masing. Jadi hukum
Apakah masih panjang jalanku?
Apakah saya bisa katakan bahwa ini pembelajaran
Sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa hari ini jam 19.00 akan dimulai, namun apa yang terjadi. Hanya ada ketum, sekum, kabid PA, kabid UPP, seorang kader dan satu orang presidium sidang. Mau dibawa ke mana kalau aparaturnya saja seperti ini. Namun siapa yang peduli, ketika kebutuhan dari masing - masing individu telah terpenuhi. . . Apakah ini makna dari sebuah kesadaran parsial terhadap organisasi ini.
Saya salut pada presidium yang datang hari ini. Hujan tidak menjadi rintangan untuk sebuah tanggungjawab. Bila saja 50% aparatur seperti ini, saya jamin kejadian ini tidak akan terjadi.
Thursday, December 11, 2008
Ke kampus
Ada suasana beda di kampus. Entah saya yang aneh atau mungkin kampus yang udah berubah ya. . .
Banyak yang kangen katanya...tapi saya merasakan kok. . .
Komunikasi itu penting
Pengalaman itu juga saya alami di dinas Pertanian Kota Batu. Modal wajah ramah dan komunikasi efektif, yang mulanya saya disuruh balik satu minggu berikutnya, ternyata tidak jadi dan data yang saya butuhkan diberi hari itu juga.
Kita semua harus bisa berkomunikasi dengan lingkungan sekitar kita biar semua menjadi mudah. Baik itu komunikasi dengan manusia, alam, lingkungan dan semuanya. . .Komunikasi tidak hanya mempunyai arti sempit bicara. Bahkan kita juga dituntut komunikasi dengan Allah SWT, tuhan seru sekalian alam.
Wednesday, December 10, 2008
Hanya sebuah keinginan saja tidak cukup
Memang benar saya pingin cepat lulus dengan predikat sangat memuaskan. Hal itu yang menjadi pemikiran saya sejak awal aku masuk kuliah. Saya tambah yakin keinginan itu bisa terwujud ketika IP – ku sangat memuaskan. Bahkan sampai semester akhirpun saya hanya sekali mendapat IP kurang dari 3, itupun nyaris 3, yaitu 2,97. pada semester 6, SKS beban yang menjadi syarat kelulusan sudah saya lahap habis. Saya hanya memprogram skripsi dan satu mata kuliah saja, secara otomatif hanya ada satu mata kuliah saja dalam satu semester.
Namun dengan kesuksesan dalam perjalanan kuliah tidak menjadi jaminan lancarnya tahapan penyelsaian skripsi. Skripsi mempunyai sesuatu hal yang unik dan menjadi fenomena tersendiri. Meskipun bobotnya hanya 6 SKS, namun penyelasiannya sudah memakan waktu 3 semester. Bahkan sampai hari ini belum menunjukkan berakhirnya tahapan skripsi. Baru pelengkapan data saja, nanti dilanjutkan pembahasan.
Sebenarnya saya yakin bila semua saya kerjakan dengan maksimal dan mendapat ijin Allah, bisa diselesaikan tepat waktu sesuai dengan keinginan. Namun karena suatu kondisi yang mengharuskan saya seperti ini, dan atas ijin Allah saya belum bisa selesai bulan ini. Tapi ada keinginan kuat dalam diriku untuk segera menyelesaikan karya ini. Namun hanya sebuah keinginan saya rasa belum cukup ketika tidak dibarengi dengan aksi konkrit.
Monday, December 08, 2008
Pengalaman menarik
Tour de east Java
Thursday, December 04, 2008
Visitasi PHK A-2
Hari kemaren juga bertepatan dengan seminar proposal temenku, Suhadi mahasiswa Tanah. Jadi saya harus membagi diriku untuk hadir di sana. Sudah ada Ir. Didik Suprayoga, MSc, Ph. D dam Dr. Ir. Budi P, MS selaku pembimbing yang tampak hadir. Banyak nasehat yang diberikan. ternyata gak hanya skripsi menjadi tujuan akhirnya, namun menjadi manusia yang sebenarnya. Kalau hanya pimgin buat skripsi, 2 minggu akan dibuatkan oleh pak. Didik dan akan langsung dijanjikan lulus. Namun yang menjadi tujuan ternyata bukan itu, lebih dari sekadar nilai transkrip melainkan banyak nilai lebih dalam proses pencapaian sebuah cita.
Sudah barang tentu, menjadi publik figur harus bisa bergaul dengan siapapun. Gak hanya terkesan ekslusif membatasi pergaulan dengan golongan kecil saja. Hal itu saya sadari juga sebagai seorang publik figur, walaupun di level Fakultas. Saya harus pandai memahami apa yang menjadi keinginan dan kemauan semua. Itu yang saya dapat dari aktivitas yang saya lakukan di kantin pertanian kemarin setelah dari seminar dan koordinasi Visitasi PHK A - 2.
Tuesday, December 02, 2008
Monday, December 01, 2008
RAK BUKAN SEMATA LPJ
19 bulan bukanlah waktu yang singkat untuk berbuat dan menghasilkan sesuatu yang banyak manfaat. Demikian juga dalam perjalanan kepengurusan HMI Cabang Malang Komisariat Pertanian Universitas Brawijaya. Pada tanggal 14 April 2007 telah dilakukan pelantikan pengurus oleh Ketua Umum HMI Cabang Malang di Rumah Makan Ayam Lodho, Hj. Soetri. Banyak undangan yang hadir waktu itu. Mereka menjadi saksi betapa hebatnya kepengurusan waktu itu. Mereka percaya 101 % bahwa kepengurusan kali ini lebih baik dari kepengurusan sebelumnya.
Cerita itu benar terjadi dan banyak anggota yang menjadi saksi sejarah. Sejarah telah tercatat selama perjalanan kepengurusan yang telah berjalan selama 19 bulan. Saat ini sudah saatnya pengurus mempertanggungjawabkan apa yang telah menjadi kewajibannya. Moment Rapat Anggota Komisariat yang merupakan forum tertinggi di level Komisariat, salah satu agendanya ialah Laporan Pertanggungjawaban Pengurus. RAK dihadiri oleh Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat (MPKPK), pengurus dan seluruh anggota, baik anggota muda dan anggota biasa.
Untuk RAK kali ini, MPKPK ada dua yang bisa hadir dari
Saya dan Halim Kurniawan sebagai Steering Committee dari pengurus memilih Rhomsia Nur Kholifah, Sugeng Rianto dan Darmawan P. J. sebagai presidium tetap melalui mekanisme yang telah ditetapkan bersama forum. Sebenarnya RAK mempunyai banyak agenda, namun LPJ merupakan point of interest selain pemilihan formatur dan mide formatur. Agenda – agenda tersebut ialah salah satunya pembahasan GBPK, Rekomendasi – rekomendasi dan lain – lain masih banyak lagi yang lainnya.
Salah satu penilaian MPKPK yang disampaikan pada agenda pandangan umum ialah kaderisasi yang tidak berjalan sehingga tidak ada pengganti ketua umum. Namun saya rasa penilaian ini sangat subjektif MPKPK saja. Mungkin karena pengalaman yang mereka lalui.