Friday, November 21, 2008

yaaaa

apa yaaa

Bunga rampai BEM FP UB

MAHASISWA, ANTARA AKADEMIK DAN ORGANISASI

Joko Widodo 1).

Jati diri bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada. Untuk itu diperlukan kader terbaik bangsa yang memiliki kecerdasan tinggi, sikap dan mental prima, daya juang dan daya saing tinggi, kemampuan handal, serta nasionalisme sejati. Salah satu elemen penting yang mempunyai peran vital dalam menunjang kualitas SDM bangsa ialah dunia mahasiswa dengan segala aktivitasnya.

Mahasiswa, akademik dan organisasi, kalimat ini memang sudah sangat singkron dan sudah begitu melekat untuk disandingkan menjadi elemen kata yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini dikarenakan semua aktivitas kampus yang ada saat ini pasti ada kaitannya antara dunia akademik dan organisasi. Kampus merupakan kawah candradimuka bagi para mahasiswa sebagai insan kampus yang masih idealis yang akan menentukan kemajuan masa depan sebuah bangsa. Mahasiswa harus bisa memahami fungsi serta perannya. Mahasiswa sebagai insan akademis harus bisa menunjukkan keintelektualanya dibuktikan dengan prestasinya. Sedangkan mahasiswa sebagai insan pencipta dan pengabdi bisa ditunjukan dengan salah satunya aktif di organisasi. Karena dengan ikut organisasi jiwa – jiwa sosial, pengembangan soft skill akan terbentuk.

Namun dari dulu hingga sekarang ada stigma bahwa antara organisasi dan akademik tidak bisa berjalan bersama. Sehingga jika seorang unggul di bidang organisasi maka akademiknya akan kalah. Pun demikian sebaliknya jika seorang mahasiswa mempunyai IPK tinggi, jiwa organisasinya tidak jalan. Sebenarnya stigma tersebut terbentuk hanya berdasarkan kepada sedikit kasus aja. Terkesan subjektif dalam menyimpulkannya. Jadi stigma tersebut malah akan menjadi penghambat dari jiwa kreatifitas mahasiswa. Mahasiswa akan mandeg dan takut untuk berorganisasi. Mahasiswa yang sudah terlanjur ikut organisasi akan ogah belajar karena sudah terpatri dalam alam pikirnya bahwa tidak mungkin akan mendapat prestasi yang bagus betapapun hebatnya ihtiar yang dilakukan. Stigma di atas tidak benar adanya dan hanya menjadi alasan pembenar bagi orang – orang yang malas dan orang yang tidak mau berubah. Sudah banyak bukti di sekeliling kita bahwa mahasiswa bisa berprestasi dan unggul dalam organisasi secara bersamaan.

Menurut saya, dunia akademik dan organisasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Laiknya uang logam yang mempunyai dua sisi dimana masing – masing sisi menunjukan gambar dan menunjukan nilai nominal uang tersebut. Jika salah satu gambar atau nilai nominal dalam salah satu sisi uang logam tersebut hilang, maka secara otomatis uang tersebut tidak akan laku, berapapun nilai uang tersebut. Hal demikian berlaku juga di atmosfer kemahasiswaan. Ibarat menonton pertunjukan, IPK bisa dianalogikan dengan tiket masuk suatu pertunjukan dan kemampuan organisasi merupakan posisi yang akan ditempati. Apakah mendapat tempat kelas VIP ataukah kelas ekonomi.

Jadi kemampuan akademik merupakan suatu syarat mutlak sebagai parameter kualitas SDM. Kemampuan organisasi menjadi absolut dibutuhkan guna optimalisasi kinerja. Setiap orang ada zamannya, setiap zaman ada orangnya. Yang membedakan ialah momentum. Mari gunakan momentum ini sebaik – baiknya. Mahasiswa dianggap kelas elit yang kesempatan tersebut jarang diperoleh oleh anak bangsa lainnya. Jadikan momentum ini dengan berprestasi dan mengabdi pada bangsa.

1). - Presiden BEM FP UB periode 2007 – 2008

- Mahasiswa Berprestasi Utama IV Tahun 2007 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya