Thursday, September 11, 2008

Musibah atau cobaan

Hari ini banyak sekali musibah yang menimpaku.
Aku ngurus seminar proposal besok, dan ternyata aku harus menghubungi bapak dan ibu dosen, aku juga harus mikir souvenir apa yang pas dan cocok untuk kegiatan besok. Untung aku punya temen - teman baik sehingga semua dibantu, kecuali souvenir untuk peserta, karena saya sudah pesen dulu.
Sorenya ketika aku mau menjenguk temen yang lagi sakit, Aku ditilang sama Bapak Polisi dan harus membayar Rp. 60.000,00 yang mana uang itu seharusnya saya pergunakan untuk biaya kebutuhan sehari - hari saya. Tapi alhamdulillah menjadi agak ringan ketika ada kawan yang membantu. Temen atau adik tingkat tersebut menempati ruangan super VIP. Bahkan melebihi kamar hotel. tarif 1 malam Rp. 800.000,00. Dia di sana selama 4 hari, tinggal menghitungkan uang sewa ruang. Belum bayar obat dan perawatan,,
Selain itu flash yang aku pinjam juga hilang. Bukan masalah menggantinya, melainkan data yang ada di dalamnya,,
Aku juga belum bisa merasakan nikmatnya berbuka puasa gara - gara saya sendirian dalam kegelapan karena gak ada lampu di BEM. Hanya buah apel penelitian yang saya buat buka, air minumpun tidak ada.
Tapi saya yakin dari semua ini merupakan ujian dari Allah dan saya pasti mendapat hikmah dari semua ini.

Persiapan seminar proposal

Suatu saat memang saya juga harus mengalami hal – hal yang mungkin belum terbiasa saya lakukan. Meskipun hal seperti ini sudah sering saya lakukan saat dulu saya masih kecil dan saat – saat masih lugu dan imoet. Saya harus lama menunggu dosen hanya untuk mendapatkan tanda tangan sebagai syarat seminar proposal lusa nanti. Setelah ketemu dengan beliau, dengan teliti beliau mencoret kata – kata saudara dengan menyuruh ganti kata – kata Bapak/Ibu. Karena surat ini akan disampaikan kepada para dosen pembimbing saya dan dosen pembahas. Bebarengan dengan ujian kompre teman dari Program Studi Agronomi, saya menunggu dosen tadi yang kebetulan juga lagi nguji teman saya tersebut. Saya gunakan waktu tunggu itu ke perpustakaan BP. Sudah lama saya tidak ke sana. Banyak perunahan di sana, khususnya dalam jumlah dan kerapian perpustakaan. Buku bertambah banyak, khususnya sumbangan proyek hibah kompetisi A2. buku – buku referensi maupun journal – journal tertata rapi dalam rak. Ada kebijakan semua tidak boleh meminjam dibawa keluar, kecuali dibaca di tempat saja. Karena dikhawatirkan kalau boleh dibawa keluar, maka jika ada yang mau membutuhkan tidak bisa memenuhi keinginannya untuk membaca gara – gara bukunya tidak ada. Apalagi jika yang meminjam ialah dosen, rawan sekali telat dengan berbagai banyak alasan.

Penjaga yang biasa dianggap tidak ramah oleh teman – teman, pada hari ini beliau sangat ramah dalam melayani saya. Apakah gara – gara penampilan yang saya tunjukkan? Mungkin, karena beliau menganggap kalau saya adalah alumni mahasiswa BP yang lagi berkunjung. Karena saya memakai pakaian yang rapi, memakai jaket hitam, yang kebanyakan oleh teman – teman menyebutnya jas, dipadukan dengan kemeja kuning keputihan ditambah dengan celana kain hitam. Apalagi saya mengenakan pin yang dari Thailand, sungguh sangat elegant, bukan pamer lho, tapi congkak sedikit.

Setelah ujian teman saya selesai, dosennya pun keluar juga, tapi tidak langsung masuk, melainkan diskusi dengan dosen lainnya. Akhirnya dengan sabar saya menunggu saya dapat tanda tangan beliau. Langsung saja ke administrasi BP untuk mendaftar seminar proposal. Saya diguyoni terlalu sore baru daftar, karena saat itu jam sudah menunjukkan angka 15.10 WIB. Saya harus mengeluarkan uang total Rp. 65.000,00 dengan rincian Rp. 40.000,00 untuk sewa ruangan dan Rp. 25.000,00 sebagai sewa LCD. Saya harus menghubungi mas Adi Yuwono untuk memastikan LCD nya besok.

Kemudian saya ke BEM, namun apa yang saya temui? Ada 3 orang tidur di sana. Pikirku sangat wajar memang ada mereka tidur. Disamping kecapekan mereka pasti puasa. Maka saya menyusul mereka menuju istana kapuk. Bangun sudah masuk waktu ’Ashar dan saya langsung ke mushola Nurul Falah FP UB untuk menjalankannya. Saya menjadi imam untuk teman – teman yang pada belum sholat.

Di jurusan BP, jika melakukan seminar maka harus memberi makanan atau snack bagi peserta. Tapi apakah saya harus seperti itu juga? Apalagi saat ini bulan puasa Ramadlan. Maka saya dapat ide, makanan dan snack itu diganti dengan asesoris saja ataukah barang yang lebih bermanfaat dan tahan lama sebagai kenangan. Saya pergi ke KOPMA Press untuk pesan barang tersebut.

Saya pulang berboncengan 3 dengan Rosyid dan Fery. Di komisariat sudah ada banyak kader sedang rapat LK – I yang rencananya akan dilakukan pada bulan September akhir. Sudah dilist calon peserta yang akan ikut LK. Dari angkatan 2006, 2007 dan 2008. Para panitia sangat antusias dan semangat walaupun gak ada takjil dan makanan. Saya sangat bangga pada mereka. Semoga perjuangan tidak sampai disini, tapi sampai titik penghabisan dengan mengharap ridlo Allah SWT.