Sunday, November 06, 2011

Status beda

Hari ini hampir semua up date status tentang makanan, terutama makanan dari kurban hari ini. Dari sate, gule, dan semua makanan yang terbuat dari bahan daging sapi dan kambing. Sebenarnya ingin juga up date status yang sama dengan yang lain tapi statusku beda untuk hari ini. Meskipun hari ini menjadi hari kolesterol sedunia, namun aku tidak ikut merayakannya. Hanya opor ayam dengan lontong sebagai penggantinya dan nasi kuning ala resep keluarga yang bisa mengobati rasa itu.

Takbiran di kebun

Gema takbir terus berkumandang sejak kemarin menambah syahdunya saat ini. Banyak yang bersuka cita menyambut datangnya hari raya Iedul Adha tahun ini, 1432 H. Banyak ekspresi yang ditunjukkan untuk mewujudkan rasa rindu surga tepat di hari raya ini. Berduyun - duyun datang ke masjid sambil mengumandangkan takbir. Anak - anak menyalakan kembang api di depan rumah, Ibu - ibu mempersiapkan makanan untuk santapan abis sholat ied hari ini. Hal itu juga terjadi di tempatku saat ini. Meskipun tempatku jauh dari hingar bingarnya kota, tidak mengurangi rasa syukur menyambut datangnya hari raya iedul adha. Tidak seramai di kota, namun tetap khidmad alunan takbir yang terdengar di masjid dan surau. Dag dug irama teratur yang terdengar dari bedug sederhana yang ada di masjid menambah meriahnya malam takbiran di kebun.
Meskipun tidak bisa seperti dahulu bersama - sama dengan saudara - saudara dan teman - teman lama, ada teman - teman dan saudara - saudara baru yang menggantikannya di sini. Sungguh luar biasa rasanya bisa bersama di tengah - tengah mereka. Rasa rindu yang menggebu seolah tertutupi dengan candaaan mereka. Tetes air mata yang akan jatuh tertahan oleh keakraban kami malam ini. Hanya sebuah rasa kebersamaan yang bisa membendung rasa ini tidak keluar.
Hari raya kurban dirayakan sebagai wujud kemenangan dari Nabi Ibrahim yang dengan cintanya kepada Allah mau menyembelih putra kesayangan, Nabi Ismail. Wujud apakah pengorbanan kita demi cinta kita pada tuhan kita? Selain berkurban hewan kurban sebagai wujud manivestasi dari cinta pada tuhan, banyak makna lainnya yang ada di dalamnya. Sedangkan kita apakah sudah mengorbankan kepentingan pribadi kita demi kepentingan sosial dan umat? Sebuah pertanyaan yang harus kita jawab dengan tindakan nyata.