Tuesday, April 28, 2009

Suasana menyenangkan datang lagi

Hari ini memang tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Dalam benakku saya harus menghadapi macan fakultas untuk sekadar mempertanggungjawabkan apa yang tidak saya lakukan. Namun fitnah itu datang bertubi-tubi menusuk dari belakang, menggunting dalam lipatan. Apakah itu watak seorang kesatria? Tentu saja tidak demikian, karena watak kesatria adalah jantan dalam menghadapi masalah apapun. Saya datang ke kampus dengan Angga, seorang saudara yang lebih dari saudara yang selalu siap mati untuk saling membela saudaranya.
Tapi rencana ke sana kami urungkan setelah kami konsultasi dulu dengan punggawa fakultas pertanian terlebih dahulu. Karena kami harus mempersiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu termasuk berita acara dan surat pengantar yang diketahui oleh beliau.
Siang kami keluar dari ruangan beliau setelah kami banyak share tentang kemahasiswaan. Silaturrahmi semacam itu harus dikembangkan untuk menggapai ridlo Allah SWT. Dan secara sadar pasti manfaat dari silaturahmi akan kita rasakan. Makanya setelah saya dari sana saya ajak Bendum dan Ketua bidang PA yang kebetulan pada saat itu ada di kampus silaturahmi ke salah satu dosen di kampus. Dosen tersebut harus mengajar dahulu sehingga saya harus menunggu di luar bersama Bendum. Namun kabid PA harus ikut kuliah dosen tersebut. Daripada manyun di Jurusan orang lain, saya main ke Laboratorium tempat penelitian temen saya yang saat itu lagi gundah gulana menghadapi kisah cintanya yang lagi ruwet. Sementara Bendum pergi Sholat dahulu.
Setelah perkuliahan selesai, saya di SMS bahwa beliu sudah keluar. Maka saya langsung menghadap, namun kami juga harus antri juga. Beberapa saat kemudian kami masuk dan menceritakan maksud kedatangan kami. Sambutan hangat diberikan sama beliau dan banyak saran yang diberikan tentang bagaimana seharusnya hidup.
Karena dari pagi beraktifitas padat maka perut ini rasanya minta diisi makanan. Saya senang sekali waktu makan, karena saya makan dengan orang-orang yang saya cintai. Kami makan di KOPMA. Sepanjang jalan kenangan kami berjalan dari FP ke KOPMA bersama pengurus BEM FP UB 2007-2009 M.
Suasana menyenagkan itu datang lagi saat itu. Penuh canda tawa cerdas khas kepengurusan saya. Apalagi makan siang tadi bersama orang yang sangat saya cintai. Apakah dia tahu ataukah tidak tahu? Saya yakin Allah SWT akan selalu memihak kepada orang - orang yang selalu berjalan di Jalan - Nya.

Analisa Sosial 2009

Selesai sudah akhirnya Analisa Sosial 2009. Serasa dalam pengasingan saja ketika saya ada di sana dengan bejibun kegiatan yang membutuhkan pemikiran. Tidak hanya menganalisa saja tapi juga dengan bakti sosial juga. Kegiatan yang dilaksanakan termasuk pengajian, pengobatan gratis, bazar pakaian murah, pelatihan ibu PKK dan out bond di Modangan. Dengan jumlah peserta yang banyak dan fasilitas yang tidak memadai membuat kami harus kelimpungan memaksa diri untuk bisa adaptasi di dusun yang sangat jauh dan terpencil serta pinggir lagi. Bisa dibayangkan satu RW saja yang mempunyai kamar mandi yang layak hanya 3 rumah saja. yang lainnya hanya ala kadarnya saja. Dinding kamar mandi dari semak-semak atau tanaman perdu yang membuat kami tidak tega mandi di sana. "Belik" semacam sumber air bersih yang digunakan untuk mandi dan mencuci juga masih banyak di sana. Belik ini malah lebih parah lagi, tidak ada penghalang sama sekali sebagai penghalang mata memandang aktivitas di sana. Transportasi umum juga tidak ada di sana, jalan yang terjal dan becek waktu hujan menjadi pemandangan yang wajar di sana. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang masih rendah juga berbanding linier dengan taraf ekonomi di sana. rata - rata berpendidikan rendah, tidak lulus SD serta keadaan ekonomi yang tidak bisa dikatakan sejahtera.
Namun hal ini tidak membuat masyarakat sana berpangku tangan pasrah kepada Allah SWT menghadapi kondisi demikian. Mereka dengan sadar menyekolahkan anaknya ke sekolah SD dan SMP satu atap yang jaraknya sekitar 5 km dan ditempuh dengan jalan kaki. Di sana tidak ada sepeda karena medan tidak mendukung. Ada sepeda motor, namun hanya beberapa saja yang punya, itupun kalau mau beli bensin harus pergi ke kecamatan dahulu.
to be continue . . .masih banyak cerita lagi alainya yang lebih seru,,,