Wednesday, April 29, 2009

Mengkambing hitamkan Tuhan


Saya harus bisa memposisikan diri sebagai kholifah di dunia. Saya diberi amanah oleh Tuhan saya untuk menjadi wakil Tuhan untuk mengurus bumi dan seisinya. Saya manusia yang secara sadar menjadi pilihan Tuhan. Namun banyak orang yang menjadikan Tuhan sebagai kambing hitam atau sebagai "temper-temperan" orang yang kalah.
Memang benar Tuhan maha berkehendak, namun di bumi ini kita sebagai kholifah harus bertanggung jawab pada Dia sebagai sang Kholiq. Kita sudah dipercaya menjadi asisten-Nya untuk mengatur bagaimana seharusnya dunia ini makmur. Bahkan Tuhan tidak menuntut apa - apa kepada kita, Dia hanya menjanjikan sesuatu pada kita. Dia juga tidak bertambah kuasanya ketika kita menambah ketaqwaan kita, atau bahkan Tuhan tidak akan pernah berkurang kekuasaa-Nya ketika kita bejat sekalipun. Jadi walaupun kita protes terhadap Tuhan terhadap apa yang sudah digariskan, mungkin Tuhan hanya akan tersenyum melihat tingkah laku kita.

Perlu tindakan tegas

Kalau memang tidak ada niatan untuk melakukan eksekusi secepatnya, mungkin saya akan melakukannya. Karena saya sudah capek dengan janji dan retorika yang diberikan oleh mereka. Tanpa adanya i'tikad baik dengan cepat melakukan share dan pemecahan masalah. Karena saya rasa masalah saat ini sudah akut dan sudah tidak bisa ditunda lagi. Banyak keuntungan yang akan saya dapat, namun banyak pula kerugian yang akan saya peroleh. Saya hanya ingin menunjukan bahwa kami itu ada dan berani menghadapi semua resiko yang kami lakukan. Keyakinan yang ada pada saya dan teman-teman ialah kebenaran, jika kami membela tegaknya kebenaran meskipun pahit rasanya, Allah SWT akan memihak pada kami. 
Ada 4targetan yang akan kami terapkan, jika targetan tersebut tidak tercapai setelah ada forum yang terlalu lama kami menunggu, maka kemungkinan mereka juga sama bejatnya. Jika boleh tidak menggunakan rasional, mungkin mereka terkena "besek effect". Gejala - gejala itu mulai menjangkiti teman - teman dengan seiring luluhnya semangat yang ada pada kami.
Apakah hal - hal ini akan berlanjut terus? Terus domain individu saya seperti apa? Kekhawatiran yang saya pastikan sejak dulu memang sudah terbukti lama, namun saya tetap berpegang teguh dengan profesional dan azaz penyelamatan adek-adek. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka proses ideologisasi tidak jalan. Maka saya akan tetap melakukan apa yang saya yakini benar. Bagaimanapun resikonya, saya yakin Tuhan akan membimbing kami dan nurani serta konstitusi ialah yang menjadi pijakan kami untuk berbuat. Karena kami selalu meneriakan "Insan cita, itu kita!".