Monday, December 15, 2008

Tanyao Joko. . .!

Pagi ini saya ada rencana ke Batu untuk mengurusi masalah keuangan panenan apel yang belum dibayar. Namun karena salah komunikasi dengan teman saya maka niatan itu urung dilaksanakan. Karena tidak ada SMS sampai pukul 09.00, maka saya menyimpulkan bahwa tidak jadi, namun ternyata dugaan itu salah karena saya dapar SMS pada waktu tersebut. Namun karena ada agenda dating ke seminar hasilnya Retno dan sekaligus rapat dengan para pengurus. Saya menawarkan untuk ke Batu besok hari, namun kalau besok temanku malah gak bisa karena mau menghadap dosen. Tapi Insya Allah saya tetap akan ke Batu besok sekaligus ke Karangploso untuk mengambil data iklim. Entah sama siapa saya tidak tahu, namun akan aku lalui sendiri meskipun tidak ada teman. Pelan tapi pasti, itu kata – kata yang membuat saya masih tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi.

Akhirnya saya datang ke seminarnya Retno, jalan kaki sendirian sambil ngeprint undangan kader sekaligus poto copy untuk acara besok. Sesampainya di laboratorium Ekologi Umum, tempat Seminar Hasilnya Retno, sudah nampak banyak teman – temanku yang datang. Retno pun sudah mempresentasikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Sangat lancar dan kesan siap bisa ditunjukan oleh Retno. Apalagi dimoderatori oleh Amor yang spesialis moderator di Hortiezzz 2004. tampak hadir dosen Pembimbing I dan II. Setelah selesai sesi pembahas mahasiswa yang dipandegani okleh Dinon, tibalah saatnya sesi tanya jawab pada audien. Entah karena penjelasan yang diberikan oleh Retno terlalu jelas, maka tidak ada yang bertanya ataukah malah sebaliknya saya kurang paham. Tidak ada pertanyaan sama sekali dari peserta sampai dosen Pembimbing I memanggil nama saya dan bilang ”tanyao Joko!”, kalimat perintah yang sangat berat untuk ditolak. Mengingat beliau adalah dosen yang kenal saya sejak saya semester awal sampai sekarang. Apalagi kemarin kami antri soto bareng di rektorat setelah jalan sehat. Maka dengan terpaksa saya mengangkat tangan dan memperkenalkan diri kemudian bertanya tentang berapa sudut yang dipakai untuk posisi miring pada perbanyakan vegetatif cabang di anggur yang merupakan topik penelitian. Bermutu atau tidak pertanyaan yang saya ajukan tidak masalah, namun saya melihat bahwa saya masih dikenal di tataran dosen BP.

Selesai seminar hasil saya langsung ke BEM untuk menandatangani proposal kegiatan PERMASETA. Ada Up – Grading dan magang kerja yang akan dilaksanakan oleh PERMASETA. Memang saya melihat HMJ ini sangat banyak kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini bisa dijadikan parameter maju – mundurnya sebuah organisasi. Meskipun maju – mundurnya organisasi tidak hanya dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan, tapi minimal itu salah satu parameter.

Sambil menunggu teman – teman pengurus yang sedianya mau ada pertemuan, saya pulang saja. Siapa tahu saya lebih produktif bila di kontrakan. Namun tetap saja ternyata, saya jadi bingung dengan kondisi seperti ini. Pengurus gak asyik, gak O.K, gak cool dan menjengkelkan. Saya tinggal makan saja di Soto babon Lamongan. Kemudian hendra datang ke komisariat. Kami ngobrol banyak dengan dia mengenai semuanya wis. Dari semua lini kami bahas tuntas, karena dia akan ke Lumajang sorenya. Cabainya perlu diperhatikan karena bila tidak demikian bisa gak lulus jadinya. Memang semua punya masalah sendiri – sendiri menurut kemampuan. Allah memang maha adil. Hanya manusia saja yang kadang belum bisa melihat letak keadilan itu.


Magnet Jalan Sehat


Dies Natalis ke – 46 Universitas Brawijaya tepat jatuh pada tanggal 5 Januari 2009. Namun gegap gempita kemeriahan perayaan Hari Ulang Tahun tersebut diawali pada hari ini. Jalan sehat sebagai kegiatan awal pembuka dari banyaknya rangkaian acara dies natalis ke – 46. jalan sehat yang dilaksanakan hari ini mampu menrik animo masyarakat di Malang Raya. Bukan hanya dari civitas akademika Universitas Brawijaya saja yang memeriahkan jalan sehat, namun masyarakat umum juga ikut andil besar dalam kesuksesan jalan sehat tadi. Saya tidak tahu kenapa antusias masyarakat sangat tinggi dalam kegiatan ini. Motif apa yang kemudian menjadi bahan pertimbangan utama mereka berbondong – bondong jalan bersama dengan peserta lainnya. Ada beberapa yang mampu menjadi magnet yang menurut saya menarik keinginan mereka. Magnet itu tidak hanya berupa materi saja melainkan juga media untuk bersama menambah intensitas keakraban dengan keluarga, teman, mitra dan sebagainya.

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa hadiah yang akan dibagikan menjadi magnet bagi semua peserta. Hal itu bisa dilihat dari jumlah peserta yang menunggu pengundian jumlahnya sangat banyak. Dapan kupon gratis makan juga dibagikan kepada seluruh peserta. Hal ini sangat berarti bagi banyak peserta apalagi kalangan mahasiswa. Saya melihat yang demikian terjadi pada kluster ekonomi menengah ke bawah dari golongan peserta. Sedangkan untuk golongan menengah ke atas, saya yakin bukan itu tujuan utama. Mungkin rasa nasionalisme ke institusi Brawijaya ataukah sebuah kewajiban atau rasa sungkan pada mitra kerja. Apalagi ada absennya, wah jadi gak enak dua kali kalau gak ikut jalan sehat.

Waktu makan di rektorat, saya bertemu dengan beberapa dosen saya. Mereka juga antri untuk sarapan pagi juga sama dengan aku. Aku datang dengan segenap pengurus BEM dan beberapa teman kontrakan. Ketika makan dosen saya menawarkan untuk melanjutkan kuliah S – 2. namun bukan di Brawijaya melainkan di Universitas Jember karena di sana sangat jelas orientasi dan pendanaannya beasiswa penuh. Kemudian juga menceritakan internal fakultas terutama di level dosen dan karyawan. Ternyata tidak di mahasiswa saja yang ada gap – gap/ kelompok – kelompok yang mereka tidak memikirkan bagaimana untuk memajukan Universitas Brawijaya. Maka harus dimasukkan paham bahwa di sini kita harus semangat mengabdi pada negara. Bukan kelompok atau golongan tertentu saja. Kalau kita hanya memikirkan kepentingan golongan atau kelompok tertentu maka kita tidak bisa menjadi orang besar. Bisa besar maksimal di tataran golongan tersebut. Apakah kita mau besar di kandang namun kecil di luar kandang?

Saya tidak mengikuti pengundian sampai selesai, habis makan langsung pulang gara – gara dapat SMS dari temenku untuk rapat. Saya sebenarnya sudah agak bosan dengan kehidupan yang saya alami, namun saya yakin ini merupakan bagian dari proses yang luar biasa. Dan saya mau melakukan proses yang luar biasa tersebut. Terlepas dari keterpaksaan atau kerelaan, karena keyakinan saya ihlas bisa diawali dengan keterpaksaan lalu menjadi terbiasa kemudian keikhlasan bisa terwujud.




Pemilwa FP

Rapat hari ini menjadi sangat penting ketika yang dibahas tentang kondisi kepengurusan dan Pemilwa FP. Sangat sulit membuat keputusan memunculkan nama yang akan diusung untuk menduduki eksekutif dan legislatif. Belum lagi teknis pemilwa itu sendiri. Namun ketika hal ini menjadi kebutuhan dan demi kemaslahatan ummat mahasiswa maka keputusan sudah dapat ditentukan hari ini.

Untuk penentuan calon, peran subjektif dan objektif menjadi bahan pertimbangan tersendiri. Terjadi gejolak batin karena ternyata calon yang akan diusung ternyata komplementer, saling melengkapi. Hari ini merupakan awal aksi nyata dari pengurus untuk melakukan perbaikan di semua lini.