Monday, July 06, 2009

Bersyukur dan syukuran


Kemarin malam saya menghadiri undangan syukuran teman - teman yang lolos pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Pengabdian (PKM-M). Kelompok Andrew mensyukuri apa yang telah dicapai pada kegiatan tersebut. Memang kelompok yang beranggotakan Ari Kiswanto, Dwi Puspita Sari dan Arum Hidayati belum bisa lolos ikut Pekan Ilmiah Nasioanal (PIMNAS). Namun bukan itu yang menjadi penilaian dari mereka. Banyak sekali nikmat Allah SWT yang telah diberikan dan memang dirasakan oleh mereka. Makanya syukuran itu diwujudkan dengan tumpengan sebanyak dua tumpeng dengan tujuan bisa mengajak kawan - kawan yang lain untuk mensyukuri apa yang telah diberikan Allah SWT.
Saya diberi waktu untuk berbicara sebelum acara santap tumpeng bersama sekaligus pembacaan doa. Memang sudah menjadi prinsip bahwa kita harus pantang tolak tugas, pantang ulur waktu dan pantang tugas tidak selesai. Maka walaupun saya ditodong untuk itu, saya tetap lakukan. Namun tetap saya katakan bahwa cara yang baik ialah sebelumnya sebaiknya diberitahu supaya bisa memberikan yang terbaik. Namun tidak menjadi alasan untuk ditolak penodongan itu.
Syukuran merupakan perwujudan dari ucapan terimakasih kepada Allah SWT yang telah banyak memberi. Bahkan kitapun tidak dapat menghitung nikmat yang telah diberikan. Maka Allah berfirman bahwa kita tidak boleh menghitung nikmat yang telah diberikan karena tidak akan mampu. Kita harus bersyukur dan sebagai wujud dari yang telah kita terima kita mengasih. Sesuai dengan asal muasal kata "terima kasih". Ada dua kata, yaitu kata terima dan kata kasih, itu artinya setelah menerima kita ganti mengasih. Bukankah itu sudah menjadi keseimbangan yang akan menciptakan harmoni kehidupan. Dan perlu diingat bahwa Allah akan melipatgandakan apa yang telah kita berikan pada yang lain. Tidak akan berkurang kekayaan kita karena sodaqoh, tidak akan menjadi miskin gara - gara kebanyakan sodaqoh malah Allah akan melipatgandagan sampai tujuh ratus kali sesuai firman yang ada di Al-Quran. Mungkin saat ini belum ada rumus untuk menghitungnya. Bahkan secara azas rasionalitas kita juga masih jauh akal kita untuk mencapainya. Tapi banyak bukti dan saya percaya.
Dalam Islam juga menganjurkan memberi sodaqoh berupa makanan, istilahnya sodaqoh to'am. Rasulullah bersabda bahwa kalau kita mendapat undangan jamuan oleh saudara kita, maka kita wajib untuk datang. Dalam undangan resepsi pernikahan / walimatur 'urs juga kita wajib menghadirinya. Apa rahasia di balik itu semua?