Friday, June 13, 2008

Sejarah di perpus..

Entah ada pa dengan perpus? Dahulu, waktu awal aku juga mengawalinya diperpus. sungguh luar biasa bahagianya, tapi akhirnya juga berakhir di perpus juga, tapi semoga aku gak bersedih amat..

Laporan SE 2008 Thailand


Pertanian dalam arti luas diartikan pula sebagai usaha budidaya tanaman, ternak, ikan, hutan. Sedangkan dalam arti sempit yang dimaksud dengan Pertanian adalah budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, dan tanaman hijauan makanan ternak.

Thailand dikenal dunia sebagai negeri Gajah Putih. Namun di sejumlah negara termasuk di Indonesia, Thailand dikenal pula sebagai negara penghasil hortikultura dan diakui bahwa Thailand telah berhasil pengembangkan agribisnis buah-buahan dan sayur – sayuran. Terobosan Thailand dalam dunia agribisnis bukan hanya berhasil meningkatkan kemapanan sektor agribisnis dalam ekonomi nasional Thailand, tetapi juga berhasil meningkatkan citra positif Thailand sebagai pelopor pengembangan agribisnis di kawasan ASEAN.

Perkembangan sektor pertanian merupakan hasil kerja keras dengan perencanaan yang matang dan terpadu, serta melibatkan semua unsur yang terkait dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada. Perkembangan tersebut didukung oleh komitmen tinggi dari semua pihak yang berkompeten untuk mewujudkan sistem pertanian Thailand yang tangguh dan kompetitif, baik di pasar domestik, regional maupun internasional. Misalnya, dukungan dari Menteri Pertanian dan Koperasi dan Universitas Kasetsart sebagai institusi pendidikan tinggi pertanian yang terkenal, terutama dalam melakukan terobosan riset rekayasa pertanian dan bioteknologi. Demikian pula dukungan dari lembaga keuangan dan pembiayaan seperti Bank of Agriculture and Agricultural Cooperation (BAAC), melalui pembiayaan dengan kredit berbunga rendah. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan biaya produksi, akhirnya harga produksi menjadi lebih rendah (low cost) sehingga lebih kompetitif di pasar domestik dan di pasar internasional.

Di Thailand pengelolaan pertanian dilaksanakan oleh petani yang merupakan matapencaharian terbesar di Thailand. Pembangunan pertanian di Thailand diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, daya beli, taraf hidup, kapasitas dan kemandirian, serta akses masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dan distribusi serta keanekaragaman hasil pertanian. Swasembada pangan dimantapkan secara efisien melalui peningkatan ketersediaan, keragaman jenis, dan mutu pangan secara merata sehubungan dengan kecenderungan meningkatnya kebutuhan konsumsi pangan masyarakat yang bergizi seimbang dan permintaan pasar global. Bahkan Thailand bertekad menjadi negara produsen pertanian terbesar di Asia. Kebijakan ini bertujuan untuk menampung produk pertanian mereka.

Melihat betapa besarnya peran pertanian guna menunjang kesejahteraan masyarakat Thailand, kerajaan memberi perhatian khusus pada bidang ini. Bahkan Raja terjun langsung ke lapang guna mengetahui keadaan pertanian secara langsung dan memberi solusi jika ada permasalahan. Salah satu contoh bentuk nyata kepedulian kerajaan Thailand ialah memberi bantuan kepada masing – masing desa berupa uang sebesar 2 juta Baht untuk pembangunan pertanian. Uang tersebut jika dikurskan ke mata uang Indonesia sekitar Rp. 600 juta. Uang itu langsung diberikan dengan sistem hibah. Kerajaan juga membuat kebijakan pada masing – masing kecamatan untuk mempunyai brand image dengan system OTOP. Jadi setiap kecamatan mempunyai produk pertanian unggulan yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan para petani. Dalam bidang pertanian tidak hanya pada proses budidaya saja yang diunggulkan, melainkan secara komprehensif dari hulu sampai hilir. Proses pra produksi, produksi dan pengolahan pasca panen juga mendapat perhatian khusus. Kerajaan juga membuat lembaga – lembaga penelitian tentang pertanian dan hasilnya akan langsung diaplikasikan ke petani.

Saat ini bidang pertanian menyumbang APBN nomor dua setelah bidang jasa dan pariwisata. Namun pembangunan pertanian mendapat perhatian nomor pertama dan terus ditingkatkan untuk lebih memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat, serta memperbaiki derajat mutu konsumsi masyarakat yang berimbang melalui penganekaragaman jenis dan peningkatan kualitas bahan pangan. Pembangunan hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan obat-obatan) diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf hidup, serta kemampuan dan kapasitas petani melalui usaha hortikultura dalam sistem agribisnis dengan memanfaatkan keunggulan komparatif berupa iklim, keanekaragaman hayati, kesesuaian dan kualitas lahan, ketersediaan tenaga kerja dan peluang pasar dalam dan luar negeri. Pembangunan perkebunan terus ditingkatkan untuk lebih mendorong ekspor dan memenuhi kebutuhan industri dalam negeri melalui peremajaan, rehabilitasi, perbaikan mutu tanaman, penganekaragaman jenis, dan memanfaatkan lahan-lahan marjinal seperti lahan kering dan rawa. Hal ini dilakukan karena mayoritas penduduk Thailand bermata pencaharian petani. Dan kebijakan ini mempunyai azaz manfaat bagi masyarakat luas serta pendapatan masyarakat dapat meningkat dan merata.