Tuesday, March 10, 2009

Ibu kontrakan


Meski aku tidak kenal dengan ibu kontrakan, namun segala aktifitas gerak dan semua yang dia lakukan membuat aku deg - deg syer. Takut ditagih dan disuruh cepet melunasinya. Sekitar 2,5 bulan yang lalu, pernah saya diberikan janji oleh orang untuk tidak memikirkan masalah ini. Ada semacam kontrak tidak politis waktu itu. Karena aku orang yang mudah percaya pada seseorang, bahkan sama agama juga lho dulu. Waktu kecil aku paling takut kalau tidak sholat, tidak puasa dan tidak melaksanakan ibadah lainnya. Ibadah mahdzoh maupun ghoiru mahdzoh.
Seiring berjalannya waktu, tidak sampai satu setengah bulan, seolah lupa akan janji dan status. Dengan mudah dia berucap kata-kata yang bertentangan dengan janji maupun ucapannya. Aku hanya diam saja dan mengikuti kata hati tanpa kata.
Hari ini, air mata menetes di pipi ketika ada SMS yang isinya mau pinjaem uang. Padahal saya sendiri sudah 2 hari ini hanya ada uang Rp. 1.500,00. Aku juga heran, kenapa dengan uang itu kok bisa bertahan 2 hari. Saya tidak minta makan, uang bahkan apapun kepada orang lain. Namun uang itu sampai sekarang masih utuh. Benar kata orang 'alim bahwa rejeki makan, sandang dan papan itu merupakan rejeki mutlak yang diberikan kepada setiap makhluk yang bernapas. Aku juga bisa berempati dengan dia, namun aku belum bisa berbuat banyak. Ya Allah kuatkan diriku dan jadikan saya tetap istiqomah di jalan-Mu.

Berat pegang janji

Memang namanya juga manusia. Tempat salah dan lupa, maka saya juga memakluminya. Teman-teman bahkan sudah berubah status sebagai saudarapun juga manusia. Maka banyak yang lupa akan janji atau hal yang pernah diucapkan. Entah lupa atau mereka pura-pura tidak tahu.