Tuesday, June 02, 2015

Docking Nilai

Setiap satu semester di perusahaan tempat aku bekerja dilakukan penilaian karya. Penilaian ini dikhususkan pada karyawan yang sudah golongan yaitu mulai dari operator, driver, supervisi (mandor), kerani dan level staff ke atas. Penilaian ini akan digunakan sebagai pertimbangan dan syarat untuk mendapatkan point yang akhirnya dijadikan dasar untuk kenaikan golongan. Dan bila semester dua dijadikan acuan pemberian besaran bonus. Golongan didasarkan pada kelompok jabatannya. Nilai ditentukan dari hasil kinerja kita yang terukur secara jelas target dan realisasinya setiap semester. Sistem penilaian juga diseragamkan dari pusat (Head Office). Sehingga karyawan yang bersangkutanpun bisa mengira nilai yang didapatkan. Meskipun demikian hak prerogratif atasan masih ada di penilaian bagian proses. Karena penilaian didasarkan pada Result dan Proses. Result sudah ada ketentuan angka yang terukur jelas, sedangkan proses dinilai dari atasan langsung. Pertama kali karyawan yang bersangkutan diberi format dan tata cara penilaian. Kemudian diisi oleh karyawan yang bersangkutan. Setelah itu ditandatangani dan diserahkan ke atasan langsung untuk diputuskan. Keputusan hasil akhir dimeetingkan oleh atasan 2 level di atasnya dan kami mengistilahkan dengan kata "docking". Jadi disini semua dimintai pendapat dan masukan untuk diputuskan hasil akhir penilaian.
Besok adalah waktu docking untuk Golongan 1-3. Meskipun hari Minggu, namun kami tetap masuk kerja karena besok adalah ganti hari untuk libur lebaran. Saya didelegasikan atasan saya yang lagi cuti untuk menggantikan peran tersebut. Tugas yang berat namun harus aku lakukan karena sebagai kewajiban. Semoga saya bisa amanah dan hasilnya bisa diterima semua orang karena ini menyangkut karier, rejeki dan nasib orang. Niat saya adalah objektif tanpa ada kepentingan apapun di dalamnya. Semoga bernilai ibadah. Amin

Terkenal di pasar - pasar

Tanpa aku sadari, jabatan yang aku emban saat ini ternyata menjadi perhatian orang - orang di lingkungan sekitar tempat aku bekerja. Bahkan rata - rata orang di pasar, baik pembeli maupun penjual diam - diam mengenali aku. Awalnya aku tidak menyadarinya, namun ketika aku berani bantu aktifitas pekerjaannya ternyata dia mengenaliku. Terus bercerita banyak tentang pekerjaan dia dan masa lalunya yang juga bekerja di tempat aku bekerja sekarang. Namun dia memilih berhenti dan jualan cilok telur goreng. Bahkan waktu aku mengajak istri waktu belanja juga ada satu pedagang yang comment tumben ada gandengannya, biasanya sendirian dia bercerita ke kami. Ini membuktikan secara diam - diam mengenaliku. Bahkan orang - orang kalau melihat kami, seolah menatap ingin menyapa, makanya sekarang kalau di pasar aku pasang muka senyum siap disapa dan menyapa. Apalagi aku kalau ke pasar bersama istri dan dengan romantisnya aku membawakan bawa belanjaannya.
Pagi ini pun kami pergi ke pasar Tungging lagi. Disamping memanfaatkan hari libur juga untuk belanja kebutuhan sehari - hari kami. Didukung cuaca yang mendung dan kemarin selesai gajian para karyawan, pasar sangat ramai pagi ini. Banyak kami jumpai orang - orang yang kami kenal, di sana. Hal yang berkesan hari ini adalah kami diberi seekor belut sama pedagang ikan di sana. Awalnya sich kami antri untuk membeli lele titipan tetangga. Namun di sana ada belut dan aku pingin beli belut, sekalian lama gak makan sambal belut pikirku. Akan aku jadikan sambal belut untuk sarapan pagi ini. Untuk diketahui, istriku sangat takut dengan belut dan menunjukkan ekspresi takut ke aku dan pedagannya. Jadi ketika aku tanya harga belut yang aku pilih, dia bilang sudah bawa saja untuk mainan mbaknya. hehehe lumayan dapat gratis belut. Mungkin karena atas dasar psikologi antara pedagang dan pembeli.
Sesampai kami di rumah istri memasak sayur bening dan aku membakar belut untuk aku jadikan sambal sedap belut. Sangat nikmat dipadu dengan hangatnya nasi membuat pikiran melayang layang.