Monday, October 20, 2008

Halal bi Halal

Halal bi Halal HMI Cabang Malang Komisariat Pertanian kemarin telah terlaksana dengan sukses. Umdangan yang datang juga banyak, bahkan para KAHMI dosen dan KAHMI luar kota juga tampak hadir. KAHMI dari dosen terdiri dari Jurusan SOSEK, BP, Tanah dan HPT. Pejabat dari dekanat juga tampak hadir di sana sekaligus memberi materi. Acara ini dilaksanakan oleh panitia kader baru dan terbilang sukses. Dilaksanakan di Rumah Makan Ayam Lodho Hj. Soetri Jln. Soekarno Hatta. Jam 08.00 - 12.30 dengan acara materi dan lebih banyak diskusi panel antara KAHMI dan pengurus. Pengurus mempresentasikan kegiatan dan profil anggota. Serta tiap angkatan maju untuk memberikan kesan serta pesan demi kemajuan HMI ke depannya.

Jumlah daun berbuah kecelakaan

Sudah menjadi aktivitas saya sehari – hari bahwa saat ini saya harus pergi ke Batu untuk penelitian tentang apel. Meskipun awalnya penelitian ini dilakukan oleh team, namun akhirnya penelitian dilakukan sendiri – sendiri. Nah hal inilah yang membuat semua jadi berantakan saya kira. Suatu kegiatan kalau tidak direncanakan dengan matang maka jangan mengharap capaian yang maksimal, melainkan akan berbuah kekecewaan. Yang saya alami saat ini mungkin sama seperti itu. Dulu ketika saya anggap kerja team lebih mudah, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Apakah mungkin disebabkan tidak adanya manajemen yang baik, ataukah kontrol yang kurang atau visi yang tidak jelas? Saya tidak akan menjadikan itu semua kambing hitam. Karena dengan demikian berarti kita merasa paling benar yang belum tentu itu benar. Karena kebenaran hanyalah milik Allah SWT.

Saat ini, sense of belonging dari tiap team untuk penelitian ini saya rasa kurang. Jadi saya merasa yang menyebabkan hal ini terjadi salah satunya ialah hal ini. Sudah berapa kali saya SMS tidak ada balasan. Kalaupun ada, jawaban tersebut akan membuat saya menghela napas panjang. Jawaban itupun dari satu teman saya, tapi yang satu malah gak ada balasan. Kalau ditelephone gak diangkat. Kalau diajak naik untuk menyelesaikan penelitian pasti ada saja alasan untuk gak bisa naik. Dari kerja, aktivitas lain, urusan keluarga, organisasi, bisnis dan lain – lainnya. Saya sampai bingung dibuatnya. Padahal kalau disadari penelitian ini ialah proyek dan harus dipertanggungjawabkan. Walaupun saya berprinsip bahwa penelitian saya ya penelitian, proyek ya proyek. Tapi saya berusaha profesional, saya juga harus mempertanggungjawabkan kepada yang mendanai saya, di samping itu saya juga harus mempertanggungjawabkan ke dosen pembimbing saya.

Melihat kondisi saat ini yang demikian maka saya beranikan diri untuk menghadap dosen pembimbing dan menceritakan keadaan yang sebenarnya, walaupun tidak seluruhnya. Karena aku takut beliau shock mendengarnya. Beliau menyarankan kepada saya untuk melanjutkan penelitian ini. Apapun kebutuhan yang diperlukan khususnya mengenai judul skripsi saya harus cepat dipenuhi. Jangan memikirkan team lagi, biar masing – masing bekerja sendiri. Beliau juga geleng – geleng kepala memikirkan hal ini. Bahkan beliau sempat menanyakan kepada saya, bahwa sebagai presiden BEM Fakultas Pertanian seharusnya saya bisa mengatur team ini. Wah, kenapa disangkutkan pada halkaya gini. Maka saya menjawab bahwa saya lebih mudah mengatur mahasiswa berjumlah seribu dibandingkan dua namun seperti ini. Pikirku, mungkin karena tidak ada pembagian tugas yang jelas serta tanggungjawab yang ngambang tak berarah kali ya. Maka sejak saat itu saya sering berangkat ke Batu sendirian. Meskipun saya sebelum saya berangkat, saya selalu SMS team saya, namun jawaban seperti biasa. Bahkan dulu pernah janjian jam 09.00 berangkat, akhirnya jam 15.00 baru berangkat, itupun saya tunggu di Batu dan saya sudah dapat sample daun dua kebun. Serting kali saya mengajak teman – teman saya, baik teman – teman pengurus BEM maupun teman – teman di HMI. Bahkan saya dipercaya untuk membawa si Baron. Jadi saat ini saya selalu dengan Baron kalau pergi. Saya bersyukur punya kawan – kawan seperti mereka.

Kejadian hari ini mungkin salah satu apes saya. Saya jatuh dengan Baron di jalan tikungan mau ke Dressel, Oro – oro Ombo di lereng gunung Panderman. Ceritanya seperti ini. Pagi tadi saya nguantuk sekali, meskipun bangun pagi. Rasanya males sekali kalau pergi ke Batu. Apalagi tidak ada temannya. Saya SMS team saya, malah masih TOEFL dan akan dikabari lagi nanti kalau sudah selesai. Tapi akhirnya tidak ada kabar sekali sampai habis isya tadi malam. Baru jam 09.15 saya berangkat. Saya mampir beli bensin di Tlogo Mas, meskipun gak terlalu antre kaya kemarin, namun hal ini juga menghambat meskipun antrenya sekitar 10 menit. Saya langsung menuju daerah Bumi Aji dan mencari petani di daerah sana. Akhirnya dapat lagi petani, bahkan ada 2 kebun. Saya langsung mengamati jumlah daun sendirian di tengah kebun dan hanya ditemani kicauan burung serta SMS. Sekitar pukul 14.15 saya baru turun dan menuju ke Dressel, ke kebun milik abang Otto. Nah di tengah perjalanan itulah tragedi jumlah daun berbuah kecelakaan terjadi. Di tikungan tajam, di bawah rimbunnya rumpun bambu. Saya jatuh dan kaki saya tertindih si Baron. Saya berpikir kaki saya patah. Walaupun saya memakai jaket dan celana, tapi tangan saya berdarah dan kaki saya juga buret walaupun sedikit. Tas dan jaket serta celana penuh dengan debu jadi tampak kotor. Banyak orang lewat yang menolong. Tapi akhirnya saya paksakan naik lagi karena masih bisa nyetir dan baron tidak kenapa – napa.

Di kebun saya harus menunggu lama, dan diberi Betadine. Niatan saya ialah ingin menambah data, namun apa daya kondisi tidak memungkinkan. Sangat lama saya nunggu, dan akhirnya saya bisa langsung ketemu dengan yang punya. Banyak ngobrol saya dan dia juga curhat tentang penelitiannya. Perlu diketahui yang punya kebun ini juga mahasiswa Hortikultura angkatan 2001. Saya diminta hati – hati. Setelah urusan kebun bang Otto beres, saya ke kebun pak Nasib. Kebetulan beliau yang sekaligus guru SD ini juga berada di kebun. Saya membayar panenan apel dan karena tidak ada kembalian, saya diajak ke rumah beliau. Di sana saya langsung akrab dengan cucunya, bahkan ketika saya pulang dan sudah naik motor, saya dipanggil ma cucunya itu. “Mas Joko!kapan – kapan maen lagi ya!” dengan wajah lugunya. Aku acungkan jempol dan kuanggukkan kepala dan aku jawab lirih “Iya dek!”. Benar – benar terharu dengan dia yang masih berumur sekitar 5 tahunan.

Di kontrakan sudah banyak panitia halal bil halal mempersiapkan spanduk untuk besok. Agenda besok ialah halal bil halal HMI Cabang Malang Komisariat Pertanian Universitas Brawijaya di Rumah makan ayam Lodho Hj. Soetri. Dengan halal bil halal ini, bisa dijadikan media kita untuk silaturrahmi. Semoga sukses selalu menyertai kita semua.