Monday, December 15, 2008

Magnet Jalan Sehat


Dies Natalis ke – 46 Universitas Brawijaya tepat jatuh pada tanggal 5 Januari 2009. Namun gegap gempita kemeriahan perayaan Hari Ulang Tahun tersebut diawali pada hari ini. Jalan sehat sebagai kegiatan awal pembuka dari banyaknya rangkaian acara dies natalis ke – 46. jalan sehat yang dilaksanakan hari ini mampu menrik animo masyarakat di Malang Raya. Bukan hanya dari civitas akademika Universitas Brawijaya saja yang memeriahkan jalan sehat, namun masyarakat umum juga ikut andil besar dalam kesuksesan jalan sehat tadi. Saya tidak tahu kenapa antusias masyarakat sangat tinggi dalam kegiatan ini. Motif apa yang kemudian menjadi bahan pertimbangan utama mereka berbondong – bondong jalan bersama dengan peserta lainnya. Ada beberapa yang mampu menjadi magnet yang menurut saya menarik keinginan mereka. Magnet itu tidak hanya berupa materi saja melainkan juga media untuk bersama menambah intensitas keakraban dengan keluarga, teman, mitra dan sebagainya.

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa hadiah yang akan dibagikan menjadi magnet bagi semua peserta. Hal itu bisa dilihat dari jumlah peserta yang menunggu pengundian jumlahnya sangat banyak. Dapan kupon gratis makan juga dibagikan kepada seluruh peserta. Hal ini sangat berarti bagi banyak peserta apalagi kalangan mahasiswa. Saya melihat yang demikian terjadi pada kluster ekonomi menengah ke bawah dari golongan peserta. Sedangkan untuk golongan menengah ke atas, saya yakin bukan itu tujuan utama. Mungkin rasa nasionalisme ke institusi Brawijaya ataukah sebuah kewajiban atau rasa sungkan pada mitra kerja. Apalagi ada absennya, wah jadi gak enak dua kali kalau gak ikut jalan sehat.

Waktu makan di rektorat, saya bertemu dengan beberapa dosen saya. Mereka juga antri untuk sarapan pagi juga sama dengan aku. Aku datang dengan segenap pengurus BEM dan beberapa teman kontrakan. Ketika makan dosen saya menawarkan untuk melanjutkan kuliah S – 2. namun bukan di Brawijaya melainkan di Universitas Jember karena di sana sangat jelas orientasi dan pendanaannya beasiswa penuh. Kemudian juga menceritakan internal fakultas terutama di level dosen dan karyawan. Ternyata tidak di mahasiswa saja yang ada gap – gap/ kelompok – kelompok yang mereka tidak memikirkan bagaimana untuk memajukan Universitas Brawijaya. Maka harus dimasukkan paham bahwa di sini kita harus semangat mengabdi pada negara. Bukan kelompok atau golongan tertentu saja. Kalau kita hanya memikirkan kepentingan golongan atau kelompok tertentu maka kita tidak bisa menjadi orang besar. Bisa besar maksimal di tataran golongan tersebut. Apakah kita mau besar di kandang namun kecil di luar kandang?

Saya tidak mengikuti pengundian sampai selesai, habis makan langsung pulang gara – gara dapat SMS dari temenku untuk rapat. Saya sebenarnya sudah agak bosan dengan kehidupan yang saya alami, namun saya yakin ini merupakan bagian dari proses yang luar biasa. Dan saya mau melakukan proses yang luar biasa tersebut. Terlepas dari keterpaksaan atau kerelaan, karena keyakinan saya ihlas bisa diawali dengan keterpaksaan lalu menjadi terbiasa kemudian keikhlasan bisa terwujud.




Pemilwa FP

Rapat hari ini menjadi sangat penting ketika yang dibahas tentang kondisi kepengurusan dan Pemilwa FP. Sangat sulit membuat keputusan memunculkan nama yang akan diusung untuk menduduki eksekutif dan legislatif. Belum lagi teknis pemilwa itu sendiri. Namun ketika hal ini menjadi kebutuhan dan demi kemaslahatan ummat mahasiswa maka keputusan sudah dapat ditentukan hari ini.

Untuk penentuan calon, peran subjektif dan objektif menjadi bahan pertimbangan tersendiri. Terjadi gejolak batin karena ternyata calon yang akan diusung ternyata komplementer, saling melengkapi. Hari ini merupakan awal aksi nyata dari pengurus untuk melakukan perbaikan di semua lini.


No comments: