Sunday, August 31, 2008

daunku udah dirompes


Menghitung Daun Apel yang telah dirompes
Aku memang orang yang sanguinis melankolis banget, terbukti pada kejadian hari ini dan kemarin. Saya kemarin dibantu ma temenku Hendra Purnama menghitung jumlah daun tanaman apel sebanyak empat pohon. Pohon itu terletak di ketinggian di atas 1200 m dpl. Jadi sangat duingiin poll. Apalagi hujan lagi, belum kabut turun. Lebih parah lagi pohon yang aku hitung daunnya tersebut sudah disemprot dengan urea dan campuran ditergen 5 hari yang lalu. Jadi daunnya sudah pada rontok dan gugur satu bukan tumbuh seribu, melainkan gugur satu diikuti seribu daun yang gugur. Capek dech...
Selain ngitung daun apel yang sudah gak ada, jadi abstrak banget githu loh...Aku lanjutin ngamati geometri sudut vertikal dan horizontal keempat pohon tersebut. Dari batang utama, batang primer sampai batang sekunder. Akhirnya selesai sudah...Tapi bukan untuk semua, masih ada jarak cabang dan geometri cabang sub sekunder. Selain itu ngukur diameter tajuk serta diameter batang. Padahal pohon sudah mau diservice oleh petani.
Di tengah perjalanan kami harus mengalami macet. Bareng aad karnafal di Batu, tepatnya di alun - alun. Kemudian mampir ke kedai Assalamualaikum depannya UMM. Di sana aku dapat SMS kalo aku disuruh nyari petani di Bumiaji dan Talun. Ini yang membuat aku agak gak enak dan mangkel juga sich..Pasalnya yang SMS aku itu partner aku dan mereka tidak ikut menghitung dengan alasan kepentingan yang pribadi untuk kepentingan pribadi mereka. Padahal aku juga demikian dan bahkan lebih penting. Itu menurut aku, biarlah Allah yang menilai.

No comments: